Pages

Kamis, 20 Februari 2014

Cahaya Indah Kunang-kunang

          Tav dan teman-temannya sesama kunang-kunang, terbang gembira menyambut malam. Mereka sangat menyukai musim kemarau dengan malamnya yang sejuk.

           Mereka terbang menuju kali kecil di dekat kebun. Kunang-kunang senang mendengar gemericik air yang menyegarkan. Mereka asyik mengobrol sambil menyalakan sinar dari punggung. Kuning, merah, bahkan keemasan. Indah sekali.

           "Aku akan pergi ke rumah terdekat dan menunjukkan pada manusia betapa indahnya cahayaku!" seru Tav. Teman-temannya tertawa. Ibunya tampak khawatir. "Jangan! Sudah ada beberapa dari kita yang mereka tangkap!"

           " Apa kau lupa? Ada anak manusia yang meneriakimu 'kuku setan'?" kata temannya. " Lalu, mereka mengusirmu dengan sapu lidi!". Goda teman yang lain. Tav cemberut mengingat pengalaman buruk waktu musim kemarau tahun lalu. Waktu itu, ia berusaha berteman dengan anak-anak kecil di sebuah rumah. Namu, ketika Tav terbang masuk ke halaman rumah itu, seorang gadis kecil berteriak " Mama! Ada yang nyala-nyala! Takuuut!".

           Tav terpaksa segera terbang menjauh, ia takut di semprot obat pembunuh hama. Lain lagi ketika Tav terbang ke teras rumah, seorang anak laki-laki berteriak " Ada kuku setan! Ada kuku setan!" . Tav terbang menjauh dengan sedih.

             Tav mengeluh keras. Padahal, ia hanya ingin menunjukkan keindahan cahayanya. Menurut Tav, cahaya bangsa kunang-kunang sangat indah apabila dilihat pada sore dan malam hari. Tav akhirnya menyerah, mengikuti teman-temannya masuk kebun. Ia tak jadi bermain di rumah-rumah manusia.

               Tiba-tiba, mereka terkejut mendengar nyanyian riang. Wah, ada sekumpulan anak yang sedang berkemah!. Mereka mendekat, tergoda oleh cahaya terang lampu senter. Tiba-tiba, salah seorang kakak pembina melihat Tav dan kawan-kawan. Ia mematikan senter. Tav dan kawan-kawan langsung waspada. Kakak pembina menyuruh anak-anak juga mematikan senter. Suasana bertambah gelap. Namun, justru cahaya  Tav dan kawan-kawan semakin berkilau.

               "Lihat, ada kunang-kunang! Kalian jarang menemui mereka di kota, kan?." ujar kakak pembina. "Jangan takut! Mereka baik hati. Kunang-kunang mengeluarkan cahaya indah untuk mencari pasangan. Selain itu, mereka memberi tanda kepada musuh dengan cahayanya, mengatakan bahwa mereka bukan makanan enak."

               Anak-anak ber-ooooh tanda kagum. Mata mereka bersinar menatap makhluk-makhluk kecil itu dengan hormat. Tiba-tiba, perasaan kesal Tav menghilang. Ia tersenyum selebar mungkin agar bisa dilihat anak-anak itu. Terima kasih, Kakak Pembina!

       

0 komentar:

Posting Komentar